Langkah Tepat Jika Anak Dikucilkan Temannya
daniel.tanamal Official Writer
Penolakan hingga pengucilan kerap terjadi dalam
lingkungan bermain anak. Namun jika anak tidak mendapatkan penanganan dan
pengajaran yang penting dan tepat dari orangtuanya, maka masa depannya terutama
dalam hal bersosialisasi sangat mungkin terancam.
Konsultan profesional di masalah sosial anak dan remaja, Barbara R. Greenberg, Ph.D mengatakan bahwa orangtua perlu
mengajarkan pada si kecil langkah untuk mengatasi penolakan yang mungkin terjadi di lingkungan pergaulan mereka.
Berikut adalah langkah yang disarankan Greenberg.
JANGAN ajarkan ini pada anak:
- Jangan menganjurkan anak untuk membiarkan
teman-teman yang memperlakukannya secara tidak pantas, baik secara verbal
dan perilaku. Tegaskan bahwa mem-bully merupakan tindakan negatif yang
memiliki konsekuensi dan ganjaran. Dengan demikian, selain dapat menjaga
diri sendiri, anak pun juga paham bahwa memusuhi dan berlaku kasar pada orang lain bukan perbuataan yang baik.
- Jangan membuat anak merasa lemah. Greenberg
mengatakan, kata-kata seperti “Kamu terlalu cengeng”, “Kamu harus
melawan”, dan sebagainya bisa membuat anak merasa rendah diri dan semakin terpojok.
- Jangan selalu membela anak. Terlalu sering
mengatakan “Biar ibu yang menyelesaikan”, dapat mengajarkan anak jadi
tidak mandiri. Membela anak memang perlu, tapi bimbing mereka untuk mampu
menjaga diri tanpa bantuan Anda. Namun, sebagai orangtua yang baik, tetap
pantau perkembangan masalah yang dihadapi oleh anak dengan bentuk
perhatian dan komunkasi.
PERLU ajarkan ini pada anak
1. Ajarkan anak untuk intropeksi diri. Memang benar bahwa
saat anak dimusuhi atau dimarahi oleh orang lain, sebagai orangtua pasti Anda
tidak terima dan mendadak langsung naik darah. Coba kendalikan emosi demi
kebaikan anak di masa mendatang. Salah satunya adalah berkomunikasi dengan
meminta anak untuk intropeksi diri, menelaah mengapa teman-temannya tak ingin
bermain bersamanya, dan tentu saja bimbing si kecil untuk memperbaiki sifatnya
yang kurang disukai tersebut.
2. Ajarkan anak untuk berempati. Cari tahu apakah si anak
yang memusuhi sedang mengalami masalah keluarga, jika benar, maka minta anak
untuk berempati dengan cara tidak memasukan dalam hati dan lebih fokus pada
teman yang baik serta pelajaran di sekolah.
3. Ajarkan anak soal penolakan lain di waktu mendatang.
Sebab, tidak menutup kemungkinan bahwa sifat bermusuhan dan penolakan juga akan
dirasakan oleh anak di waktu mendatang. Maka dari itu, bersabarlah untuk
membimbing dan mendoakan anak untuk bisa menerima hal-hal kurang menyenangkan
dalam hidupnya dengan sikap terpuji sekaligus membanggakan.
<!--[if gte mso 9]><xml>
Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
Halaman :
1